Sekertaris
Kabinet Andi Widjajanto berbicara dalam seminar Digital Diplomasi di Jakarta,
Rabu (8/4).
JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Andi
Widjajanto mengklarifikasi pernyataan presiden RI ke-6, Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) yang mengoreksi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal
utang Indonesia pada International Monetary Fund (IMF). Menurut Andi, tak ada
yang salah dengan pidato Jokowi yang disampaikan dalam forum internasional
Konferensi Asia Afrika kemarin.
Andi menjelaskan, pada 2006, Indonesia
memang tidak memiliki utang pada lembaga keuangan dunia tersebut. Namun, negara
melalui Bank Indonesia kembali berhutang sebesar 3 miliar dolar AS pada 2009.
"Pada 2009 muncul 3,093 miliar dolar AS," kata dia di Kompleks Istana
Kepresidenan Jakarta, Selasa (28/4).
Kendati demikian, Andi mengaku tak tahu
mengapa negara kembali berhutang pada IMF. Ia hanya menjelaskan bahwa saat ini
Indonesia masih memiliki utang 2,79 miliar dolar AS pada IMF. Angka itu
berdasarkan data terkini dari statistik utang luar negeri Bank Indonesia dan
Kementerian Keuangan.
Andi melanjutkan, pemerintah berkomitmen
untuk segera melunasi utang itu dengan selalu menganggarkan pembayaran utang
dalam APBN. Meski demikian, kata dia, pembayaran utang luar negeri juga harus
tetap menjaga rasio utang terhadap PDB.
Secara terpisah, Menteri Keuangan
Bambang Brodjonegoro mengatakan, IMF memang memberikan fasilitas utang yang
disebut standby loan pada negara-negara. Namun, fasilitas itu dalam konteks
balance of payment support.
"Jadi standby loan itu kalau
misalnya suatu negara tiba-tiba butuh, bisa pakai. Tapi kita bukan harus bayar,
kalau tidak dipakai ya sudah selesai gitu," kata dia di Istana Negara.
Menurut Bambang, sampai saat ini dana yang disebut utang IMF itu belum pernah
dipakai. (Tahta Aidilla)
SUMBER: REPUBLIKA.CO.ID
Posting Komentar