Ilustrasi.
FOTO: dok/jawa pos
JAKARTA - Utang asing (utang luar
negeri/ULN) Indonesia terus meningkat. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi
utang asing Indonesia pada akhir Februari 2015 sebesar USD 298,9 miliar (setara
Rp 3.832 triliun) atau naik 9,4 persen (yoy) jika dibandingkan dengan periode
yang sama tahun lalu.
Meskipun mengalami pertumbuhan, posisi
itu lebih rendah daripada kenaikan pada Januari 2015 sebesar 10,5 persen (yoy)
atau USD 299,4 miliar (Rp 3.838,4 triliun).
"Perkembangan utang luar negeri
pada Februari 2015 dipengaruhi melambatnya pertumbuhan utang luar negeri sektor
publik maupun sektor swasta," ujar Direktur Eksekutif Departemen
Komunikasi BI Tirta Segara.
Dia melanjutkan, posisi ULN pada akhir
Februari terdiri atas ULN sektor publik USD 134,8 miliar (45,1 persen dari
total ULN) dan ULN sektor swasta USD 164,1 miliar (54,9 persen dari total ULN).
"Sementara itu, utang luar negeri
sektor publik tumbuh 4,4 persen (yoy) atau lebih lambat jika dibandingkan
dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,1 persen (yoy),"
katanya.
Perlambatan tersebut, menurut Tirta,
didorong menurunnya posisi pinjaman luar negeri pemerintah.
Pertumbuhan ULN sektor swasta juga
melambat dari 14,4 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 13,8 persen
(yoy), terutama karena perlambatan pertumbuhan pinjaman luar negeri. Berdasar
jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi ULN berjangka panjang (85,3
persen dari total ULN).
Tirta mengungkapkan, ULN berjangka
panjang pada Februari 2015 tumbuh 9,8 persen (yoy). Angka itu lebih rendah
daripada pertumbuhan Januari 2015 yang tercatat 10,9 persen (yoy)
Sementara itu, ULN berjangka pendek
tumbuh 7,2 persen (yoy), juga lebih rendah daripada pertumbuhan bulan
sebelumnya yang tercatat 8,1 persen (yoy). "Pada akhir Februari 2015 ULN
berjangka panjang sektor publik mencapai USD 131,3 miliar atau 97,5 persen dari
total ULN sektor publik," katanya.
Sementara ULN berjangka panjang sektor
swasta USD 123,7 miliar atau 75,4 persen dari total ULN swasta. Posisi
ULN berjangka pendek mencapai USD 43,8 miliar (14,7 persen dari total ULN).
Menurut Tirta, di sektor swasta, posisi
ULN pada akhir Februari 2015 terutama terkonsentrasi pada sektor keuangan;
industri pengolahan; pertambangan; serta listrik, gas, dan air bersih.
"Pangsa ULN empat sektor tersebut terhadap total ULN swasta masing-masing
sebesar 29,4 persen; 20,0 persen; 16,1 persen; dan 11,7 persen," ujarnya.
Pada Februari 2015, lanjut Tirta, ULN
sektor listrik, gas, dan air bersih tumbuh relatif stabil dibanding pertumbuhan
bulan sebelumnya, sedangkan tiga sektor lainnya mengalami perlambatan.
"Bank Indonesia memandang perkembangan utang luar negeri masih cukup
sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian,"
tuturnya. (dee/c9/agm)
Posting Komentar