Aceh, -Merespons fenomena batu alam di Aceh,
sejumlah pengusaha batu alam mendirikan
Museum Giok Aceh di Banda Aceh. Museum itu bertujuan memberikan informasi dan
promosi tentang batu alam asal Aceh, baik
kepada masyarakat lokal maupun wisatawan.
Kepala Museum Giok Aceh dan Ketua
Asosiasi Pengusaha Batu Aceh (APBA) Muhammad Usman ketika pembukaan perdana
Museum Giok Aceh di Banda Aceh, Sabtu (31/1), mengatakan, museum itu adalah
museum giok atau batu alam pertama di
Aceh. ”Museum ini berdiri atas inisiatif sejumlah pengusaha batu alam, yang tergabung
dalam APBA,” ujarnya.
Usman mengatakan, Museum Giok berdiri
karena melihat fenomena batu alam di Aceh dalam
setahun ini. Batu alam asal Aceh diminati, baik oleh masyarakat lokal maupun
luar Aceh. Namun, kebanyakan batu itu dibawa atau dijual ke luar Aceh. Kondisi
ini dinilai membuat keberadaan batu alam Aceh semakin
langka.
Selain itu, banyak masyarakat lokal yang
belum tahu mengenai jenis batu alam di Aceh. ”Oleh
karena itu, kami mendirikan museum ini untuk menjadi media edukasi,
sosialisasi, dan promosi mengenai batu-batuan Aceh kepada masyarakat lokal
ataupun wisatawan,” ucapnya.
Museum Giok dibangun di rumah toko
(ruko) dua pintu dan berlantai lima, di lahan seluas 150 meter persegi di Jalan
Khairil Anwar, Peunayong, Banda Aceh. Museum memiliki ruang pamer, film
dokumenter, konsultasi, dan galeri seni.
Di ruang pamer, pengunjung bisa melihat
berton-ton bahan mentah dan ribuan butir bahan jadi batu alam Aceh beragam
jenis, antara lain naphrite jade hijau, hitam, putih, idocrase solar, lumut,
neon, dan akik sulaiman.
Setiap batu memiliki keterangan mengenai
asal, kandungan mineral, dan tingkat kekerasan. ”Batu-batu ini dari delapan
kabupaten dan kota di Aceh. Ke depan, kami akan melengkapi koleksi batu di sini
dari semua wilayah Aceh,” kata Usman.
Museum berdaya tampung 500-1.000 orang
per hari. Pengunjung dikenai retribusi Rp 25.000 per orang.
Ketua Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh
Nasrul Sufi mengemukakan, batu alam Aceh memang
sangat dimintai masyarakat dari luar Aceh dan wisatawan yang ke Aceh.
Permintaan batu alam Aceh lebih
banyak dari luar Aceh dibandingkan dari lokal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Aceh Reza Fahlevi mengatakan, batu alam menjadi ikon
wisata baru Aceh. (DRI)
SUMBER: TRIBUNNEWS.COM
Posting Komentar