Wow, Pengrajin Kulit Bisa Raup Omzet Rp300 Juta per Bulan

Pengrajin kulit bisa mengantoni omzet hingga Rp300 juta per bulan -- FOTO: MI/RAMDANI

Jakarta: Endang Daryanti (51), seorang wanita lulusan Akademi Teknologi Kulit dari Yogyakarta. Berbekal 'seonggok' ilmu, menjadikan dirinya sebagai pengrajin kulit yang bisa meraih omzet sebesar Rp300 juta per bulan.

Awal mula dirinya terjun menjadi pebisnis pengrajin kulit saat dia mengenyam bangku pendidikan di Yogyakarta. Pada 1993, dirinya mulai menjadi supplier kulit untuk pabrik dan pengrajin. Seiring waktu berjalan, mulai lah dirinya menjadi pengusaha dan pengrajin kulit di 2007. Setelah usahanya mendapat respons positif dari berbagai kalangan, dia pun mulai melabeli usaha yang dijalankannya dengan nama Sendy Collection.

"Saya menyuplai kulit sekitar 15 ribu-20 ribu feet per bulan. Saya nyuplai dari 1993 sampai sekarang, namun menjalankan bisnis pengrajin kulit dari 2007 sampai sekarang," cerita Endang, ketika berbincang-bincang dengan Metrotvnews.com, Sabtu (27/12/2014).

Endang menjelaskan, usaha yang dijalankannya yakni membuat produk tas, jaket, sepatu, sandal, dan ikat pinggang dari berbagai jenis kulit. Semakin susah membuat kulit tersebut, kata dia, maka harga yang dijual kepada konsumen pun semakin tinggi.

Dalam satu bulan, Sendy Collection bisa membuat sebanyak 20 model tas, di mana satu model tas dapat mencapai 20 buah, sehingga total keseluruhan yang dibuatnya mencapai 600 buah tas. Tas yang dibuatnya untuk laki-laki dan perempuan ini dihargainya berkisar Rp600 ribu-Rp1,5 juta.

Tak hanya tas, dia pun juga membuat sebanyak 7-8 model jaket. Di mana satu model jaket bisa dibuat menjadi 10 buah, sehingga total keseluruhannya mencapai 80 buah jaket. Endang memberi harga untuk jaket yang dijualnya mulai dari Rp1 juta-Rp2,5 juta. Jenis lainnya, yakni dompet, tidak diproduksinya terlalu banyak yakni hanya sebanyak 20 lusin yang dihargai sebesar Rp100 ribu-Rp250 ribu.

Sementara untuk pembuatan ikat pinggang, tutur Endang, dia hanya membuat sebanyak 100-200 buah. Ikat pinggang kulit buaya miliknya harganya bahkan bisa mencapai Rp500 ribu, sedangkan ikat pinggang yang terbuat dari kulit pari mencapai Rp800 ribu.

"Ikat pinggang kulit biasa harganya sebesar Rp100 ribu-Rp250 ribu. Ikat pinggang yang dibuat kulit buaya sama ikan pari besar (mahal) harganya. Untuk ikat pinggang kulit buaya dan pari hanya yang pesan saja," ungkap Endang.

Pembuatan sandal dan sepatu tidak begitu banyak seperti jenis lainnya. Sepatu dan sandal hanya bagi pelanggan yang ingin memesan sesuai permintaan saja. Karena, harganya bisa mencapai sebesar Rp5 juta. Wow!

"Kalau sandal biasa harganya tidak mahal hanya sebesar Rp150 ribu-Rp200 ribu. Untuk sepatu dan sandal kulit buaya yang tinggi (harganya). Sepatu buaya ada yang harganya mencapai sebesar Rp5 juta," jelas Endang.

Ia mengungkapkan, biaya produksi pembuatan kerajinan kulit ini bisa mencapai sebesar Rp200 juta per bulan. Namun, keuntungan yang didapatkan bisa mencapai sebesar 20-30 persen. Sehingga omzet yang didapatkan bisa mencapai Rp250 juta-Rp300 juta dalam satu bulan.

Endang mengungkapkan lebih lanjut, dirinya bisa mendapatkan keuntungan lebih besar saat hari raya Lebaran dan musim liburan tiba. Tak tanggung-tanggung, omzet yang didapatkan Sendy Collection bisa mencapai Rp500 juta. Namun, kondisi tersebut tidak akan dialaminya ketika Ramadan dan saat masuk sekolah tiba, omzet yang didapatkan hanya sekitar Rp170 juta-Rp200 juta.

"Saat perayaan Lebaran dan musim lebaran omzet kita meningkat, tapi di saat puasa dan masuk sekolah omzet kita menurun drastis. Itu yang kita jalankan selama ini," tutup Endang. (Dian Ihsan Siregar)
AHL

SUMBER: Metrotvnews.com
Bagikan berita :

Posting Komentar

 
Supported by : Creating Website | MENOREH . Net - Media Partner
Copyright © 2013. Gading - All Rights Reserved
Created by News BUANA.Com
KONTAK REDAKSI