Batu cincin jenis Bacan -- FOTO: MI/ BARY
FATHAHILAH
Ambon:
Bisnis batu bacan yang dijalankan seorang pemuda asal kota Ambon, Fadly Sabban,
kini menembus pasar internasional. Mengawali bisnis batu bacan atas pesanan
sejumlah teman dari India dan Jakarta.
Kini, bisnis batu bacan milik Fadly
tidak hanya diburu pembeli dari daerah-daerah di Indonesia, tapi
juga menembus pasar internasional seperti Tiongkok, Timur Tengah, dan
Eropa. Omzet penjualan bisnis ini setiapnya bulannya bisa menyentuh angka Rp1,5
miliar. Fantastis!
Bisnis batu bacan asal Maluku Utara
milik Fadly Sabban ini berada di pusat kota Ambon, kawasan Tugu Trikora
Ambon. Saat ini, tempat usaha bisnis batu bacan Fadly tidak pernah sepi
dan selalu dikunjungi pembeli, baik dari Maluku maupun daerah-daerah
lainnya di Indonesia, termasuk wisatawan asing. Di lokasi ini, bisa ditemukan
beragam koleksi cincin batu bacan dan batu mulia lainnya, serta batu bacan
mentah yang belum diolah menjadi batu cincin. Fadly, pria berusia 38
tahun ini mengawali bisnis cincin batu bacan bersama istrinya pada 2007.
Kala itu, ada sejumlah rekannya dari
India dan Jakarta mencari dan memesan batu bacan di Maluku Utara. Ia pun pergi
bersama sang istri ke Pulau Bacan, Maluku Utara mencari batu bacan ini. Sejak
itu, Fadly mengawali bisnis batu bacan. Kendati bernilai miliaran rupiah, ia
mengaku bisnisnya sempat hampir guling tikar karena sepi pembeli. Baru lah pada
2011-2015 ini batu bacan mulai digemari warga dan langsung melesatkan
bisnisnya.
Fadly menjelaskan, untuk membuat cincin
dari batu bacan ini sangat mudah. Awalnya bongkahan batu bacan mentah yang
sudah direndam dengan air kemudian dibersihkan kapurnya dan dipisahkan sesuai
kualitasnya. Setelah itu, batu bacan dipotong dengan mesin gurinda sesuai
kualitasnya, batu bacan tersebut kemudian dihaluskan lagi dengan menggunakan
mesin gurinda hingga mengkilat.
Setelah itu, cincin batu bacan yang
sudah mengkilat ini dipadukan dengan aksesoris yang rata-rata terbuat dari
perak dan emas sehingga membuat harga cincin batu bacan di tempat ini sedikit mahal
dibandingkan tempat lainnya. Di lokasi ini juga ditemukan beragam koleksi
cincin batu bacan yang juga dijual batu bacan Doko serta batu bacan Palamea,
Maluku Utara. Fadly menyatakan, batu bacan Doko dan cincinnya paling dicari
kolektor penikmat barang antik, baik dari dalam maupun luar negeri.
"Ini karena batu bacan Doko selain
klaritinya bagus juga kepadatan batunya berbeda dengan batu mulia lainnya. Satu
kilogram batu bacan Doko kualitas super per kilo rata-rata Rp200 juta hingga
Rp300 juta," ujar Fadly.
Sedangkan dalam bentuk cincin, satu buah
cicin berkualitas terbaik harganya mulai dari Rp50 juta hingga Rp150 juta.
Tingginya harga batu bacan Doko dan cincinnya karena saat ini bahan bakunya
semakin langka, sementara banyak warga ingin membelinya.
Fadly menyatakan, saat ini banyak
permintaan batu bacan dan cincinnya dari sejumlah daerah di Indonesia
seperti Sulawesi, Pulau Jawa, dan Pulau Sumatera. Tingginya permintaan
membuat ia membuka sebuah tempat usaha di Makassar, Sulawesi.
Batu bacan mentah dan cincinnya kini
juga menembus pasar internasional seperti Tiongkok, Malaysia, India, Arab
Saudi, dan sejumlah negara di Eropa. Setiap bulan, Fadly membeli
bongkahan batu bacan senilai Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar. Adapun dari
pembelian itu, omzet hasil penjualan tiap bulannya berkisar Rp1,5 miliar.
Demi mengatasi tingginya permintaan
pembeli, Fadly kini mempekerjakan sepuluh orang tenaga kerja dibandingkan dua
tahun sebelumnya yang hanya mempunyai tiga orang tenaga kerja. Para
pembeli umummya tertarik menggunakan cincin batu bacan karena dipercaya bisa
mendatangkan keuntungan bagi pemakainya seperti menambah kewibawaan. Meski
menggiurkan, Fadly mengakui bisnis batu bacan juga mempunyai risiko tinggi
karena bongkahan batu bacan yang dibeli ada yang rusak pada bagian dalamnya
sehingga kualitasnya buruk dan tidak bisa dijual lagi. (Hamdi Jempot)
AHL
SUMBER: Metrotvnews.com
Posting Komentar