Salah satu komoditas hortikultura yang
banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah Bawang merah (allium
ascalonicum). Banyaknya manfaat yang dapat diambil dari bawang merah dan
tingginya nilai ekonomi yang dimiliki sayuran ini, membuat para petani di
berbagai daerah tertarik membudidayakannya untuk mendapatkan keuntungan besar
dari potensi bisnis tersebut.
Sebagai negara agraris, Indonesia
menghasilkan beragam jenis hasil bumi yang berpotensi besar untuk dijadikan
sebagai ladang usaha. Mulai dari produk pertanian sampai produk hortikultura,
semuanya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Sehingga banyak masyarakat
yang membudidayakan berbagai produk pertanian dan hortikultura sebagai potensi
bisnis yang cukup menjanjikan.
Salah satu komoditas hortikultura yang
banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah Bawang merah (allium
ascalonicum). Banyaknya manfaat yang dapat diambil dari bawang merah dan
tingginya nilai ekonomi yang dimiliki sayuran ini, membuat para petani di
berbagai daerah tertarik membudidayakannya untuk mendapatkan keuntungan besar
dari potensi bisnis tersebut.
Budidaya bawang merah memang memberikan
keuntungan cukup besar bagi para petaninya. Mengingat saat ini kebutuhan pasar
akan bawang merah semakin meningkat tajam, seiring dengan meningkatnya jumlah
pelaku bisnis makanan yang tersebar di berbagai daerah. Kondisi ini terjadi
karena bawang merah sering dimanfaatkan masyarakat untuk bahan baku pembuatan
bumbu masakan, dan menjadi bahan utama dalam proses produksi bawang goreng yang
sering digunakan sebagai pelengkap berbagai menu kuliner.
Hal inilah yang mendorong para petani di
daerah Jawa Tengah (khususnya Brebes), Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara
(terutama di pulau Samosir), Bali, Lombok, Lampung, Jambi, Bengkulu, Sumatera
Selatan, Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan beberapa daerah lainnya untuk
memilih budidaya bawang merah.
Meskipun keuntungan yang diperoleh dari
budidaya bawang merah cukup tinggi, namun sampai sekarang para petani belum
bisa membudidayakan bawang dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan
proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Karena para petani
masih sangat tergantung dengan bantuan sinar matahari untuk proses budidaya dan
proses pengeringan bawang merah pada saat pasca panen. Tentu keadaan ini sering
merugikan para petani bawang merah, sebab persediaan produk yang tidak stabil
menyebabkan harganya mengalami fluktuasi (naik di saat musim kemarau dan turun
drastis di musim panen).
Untuk mencegah kerugian tersebut, maka
diperlukan upaya untuk dapat membudidayakan bawang merah sepanjang tahun.
Misalnya dengan budidaya di luar musim, dan menggunakan bantuan mesin tepat
guna untuk membantu pengeringan hasil bawang merah. Dengan begitu, diharapkan
produksi dan harga bawang merah dipasaran bisa terus stabil sesuai dengan
permintaan pasar yang terus meningkat.
Semoga dengan adanya sedikit informasi
potensi bisnis bawang merah, dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
memberikan inspirasi bisnis bagi para calon pengusaha. Karena peluang bisnis
dapat diciptakan dengan memanfaatkan segala potensi daerah yang ada. Selamat
mencoba dan salam sukses. (***)
Posting Komentar