Peran Pendidikan Dalam Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 

Oleh: Desti Irdana & Ira Elviana (Mahasiswa Unja)

Di tahun 2015 ini kita sudah memasuki sebuah system perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara atau yang sering disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kita ketahui bahwa MEA bertujuan untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standar hidup penduduk Negara Anggota ASEAN. Seluruh Negara Anggota ASEAN sepakat untuk segera mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih nyata dan meaningfull yaitu ASEAN Economy Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 

Selain itu seluruh Negara yang tergabung dalam anggota ASEAN akan menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga ini bisa menyebabkan kompetisi yang sangat ketat (dilansir dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja_aec). Hal ini bisa menjadi peluang dan juga tantangan  untuk Indonesia. Indonesia tidak bisa menolak ataupun mundur dari system yang sudah disepakati itu, karena jika itu dilakukan Indonesia akan menjadi korban dan sasaran yang strategis Negara lain sebagai konsumen terbesar. 

Selain itu Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Untuk itu Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas tenaga kerjanya sehingga bisa digunakan baik di dalam negeri maupun intra-ASEAN, untuk mencegah banjirnya tenaga kerja terampil dari luar. Salah satu tantangan besar dunia pendidikan nasional kita adalah menanamkan kesadaran kolektif sebagai bangsa yang perlu berjuang keras untuk mencapai kemajuan, mengejar ketertinggalannya dari Negara-negara lain dalam banyak aspek.  Salah satu aspek penting yang perlu disiapkan dengan cepat bangsa ini adalah SDM yang kompeten. Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor penentu keberhasilan pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Para tenaga kerja dari negara MEA yang memiliki kompetensi kerja yang lebih tinggi, tentunya akan memiliki kesempatan lebih luas untuk mendapatkan keuntungan ekonomi di dalam MEA. Untuk menyongsong MEA dari segi pendidikan maka ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan :1. keterampilan/skill, 2. Ilmu, dan 3. Pengalaman.

Yang dimaksud dengan persiapan keterampilan /skill adalah sesuatu yang wajib dimiliki masyarakat Indonesia karena tanpa keterampilan kita tidak akan mampu bersaing dengan masyarakat luar. Oleh karena itu keterampilan harus dimiliki.  Dengan demikian bagi kita jangan hanya menunggu dari hasil yang sudah kita dapat sekarang, tetapi semua skill harus kita kuasai. Karena kalau kita tidak memiliki skill yang ada, maka kita akan jadi penonton di negara kita sendiri. Bagi tenaga kerja Indonesia yang memiliki umur produktif untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan, maka sangat dibutuhkan tenaga kerja yang terampil. Sehingga kita bisa bersaing di kawasan Negara ASEAN.

Aspek yang kedua yaitu ilmu. Ilmu untuk menunjang kemampuan sesuai dengan bidang yang dimiliki. Karena tanpa ilmu maka sesuatu yang dikerjakan tidak focus dengan kenyataan. Untuk lebih focus dengan pekerjaan sesuai dengan basic ilmu haruslah minimal menguasai satu bidang tertentu. Misalnya dokter umum alangkah lebih bagusnya langsung mengarah menjadi dokter spesialis, karena menjadi dokter spesialis bisa lebih fokus dengan satu bidang ahli. Dan begitu juga bagi tenaga-tenaga bidang lainnya.

Dan aspek yang terakhir adalah pengalaman. Ada pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah pintu untuk mencapai kesuksesan. Orang-orang yang sukses tentunya memiliki banyak pengalaman, baik itu pengalaman organisasi maupun pengalaman dibidang pekerjaan. Misalnya mahasiswa lulusan prodi bahasa dan sastra Indonesia dalam satu Universitas ada 200 orang, kemudian yang memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata 3.5. lalu mereka melamar pekerjaan ke sekolah-sekolah atau ke salah satu lembaga les private, maka yang menjadi pertimbangan pihak sekolah atau lembaga tersebut adalah pengalamannya selama menjadi mahasiswa. Mahasiswa-mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi cenderung memiliki pengalaman banyak, leadership yang tinggi serta kematangan dalam pola pikir. 

Dari ketiga faktor tersebut harus dimiliki masyarakat Indonesia, sehingga kita bisa dan mampu untuk bersaing dengan masyarakat ekonomi ASEAN. Akan tetapi kalau kita tidak memiliki salah satu dari uraian diatas, maka tidak menutup kemungkinan kita akan menjadi penonton di negara kita sendiri.


Bagikan berita :

Posting Komentar

 
Supported by : Creating Website | MENOREH . Net - Media Partner
Copyright © 2013. Gading - All Rights Reserved
Created by News BUANA.Com
KONTAK REDAKSI