Sebuah angkutan kota melintas di jalur
masuk yang sempit dan berkelok di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa
(26/05/2015). (VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi)
Desain terminal tidak efektif. Bus-bus besar sulit masuk
Jakarta- Terminal Bus Rawamangun yang
terletak di Jalan Perserikatan, Rawamangun dan dekat dengan pusat
perbelanjaan Arion Mall selalu menjadi sumber masalah kemacetan bagi masyarakat
sekitar yang hendak melakukan aktifitas ke sekolah maupun ke kantor.
Renovasi terminal yang menghabiskan
anggaran DKI Jakarta mencapai Rp47 miliar itu justru tidak memberikan hasil
yang maksimal. Desain terminal pasca renovasi dinilai tidak efektif dan justru
menyulitkan bus-bus besar untuk masuk dan parkir di terminal.
"Akses jalur sempit untuk bus
besar, pertama karena terhalang bangunan Suku Dinas Jakarta Timur, lalu
jalannya terlalu berbelok dan sangat dekat dengan pintu masuk, sehingga sulit
bagi bus-bus itu untuk manuver masuk ke dalam," ujar Kepala Terminal
Rawamangun, Yean Robert Simanjuntak, saat diwawancarai VIVA.co.id, Rabu, 27 Mei
2015.
Pantauan VIVA.co.id, jalur masuk untuk
bus besar terdiri dari dua jalur, namun masing-masing jalur tersebut terlalu
sempit dengan lebar hanya sekitar 2,5 meter. Di samping itu, jalur tersebut
juga dibuat berbelok tajam.
Belokan pertama ditemui sejak bus akan
masuk ke dalam terminal, jarak antara pintu terminal dengan belokan sangat
dekat sehingga biasa menimbulkan kemacetan di saat banyaknya bus yang masuk.
Setelah mencapai belokan pertama, bus
tersebut harus berbelok lagi untuk menghindari bangunan Suku Dinas Perhubungan,
sayangnya lebar belokan tersebut sangat sempit sehingga sulit untuk bus
berukuran besar bermanuver.
Bila bus tersebut berhasil melakukan
melintas, lebar area parkir di dalam terminal hanyalah cukup untuk tiga jalur
bus, hal ini berbeda jauh dengan sebelum terminal di renovasi luas area parkir
dapat dibuat menjadi 5 jalur bus.
"Dulu bisa lima jalur untuk bus
besar, sekarang tiga jalur saja sudah ngepas," ujar Robert. Selain itu, di
dalam area parkir terdapat beberapa tiang listrik yang terletak hampir di
tengah area parkir dan tentu semakin mempersempit area tersebut.
Terminal Rawamangun dilewati oleh banyak
angkutan umum seperti Mikrolet, KWK, dan Metromini, serta Bus-bus besar seperti
Damri yang melayani tujuan Bandara Soekarno Hatta, AKAP yang melayani tujuan di
luar Jabodetabek seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera, dan
Bali, serta APTB yang melayani daerah-daerah di luar Jakarta.
Untuk mencapai terminal tersebut, ada
tiga ruas jalan yang menjadi alternatif masuk bagi angkutan umum maupun bus
besar. Jalan Tongkol biasanya dilewati oleh Mikrolet, KWK dan Metromini, Jalan
Waru dilewati oleh Mikrolet maupun KWK, sedangkan Bus-bus besar biasanya melewati
Jalan Paus.
Tiga jalan utama tersebut bermuara di
depan terminal Rawamangun, dengan lebar ruas jalan di depan terminal yang hanya
sekitar 4,5 meter, sehingga ketika banyak bus besar tidak dapat parkir, maka
kemacetan panjang tidak dapat dihindari.
"Akhirnya saya buat bus-bus besar
itu parkir mundur, tapi tetap saja kemacetan tidak bisa dihindari," ujar
Robert.
Kendala tidak hanya dihadapi petugas
saat mengatur parkir bus besar, namun jalur parkir untuk angkutan umum dan
metromini pun sangat sempit. Jalur itu terdiri dari dua jalur dengan lebar
masing-masing jalur yang hanya sekitar 2,5 meter. Tinggi dari gerbang di jalur
tersebut hanya mencapai sekitar 4 meter.
"Jadi kalau metromini lewat sini,
atap metro mini ngepas dengan atap bangunan, bahkan sempat ada yang nabrak jadi
sulit untuk masuk," ujar Robert.
Renovasi terminal berlangsung sejak
Agustus 2014, dan menurut Robert hasil pekerjaan baru mencapai 70 persen
sehingga belum diserahterimakan. Fasilitas Listrik dan Air pun belum dapat
digunakan (Listrik dan Air belum masuk).
Diketahui Ahok
Proyek Renovasi ini dikerjakan oleh PT
Jaya Konstruksi (JAKON) dan berkoordinasi langsung dengan Unit Pengelola
Terminal dalam hal perencanaan hingga penganggaran. Namun Robert menilai bahwa
dengan hasil terminal yang seperti ini jelas sangat kurang koordinasi antara PT
Jaya Konstruksi dengan Konsultan yang merancang desain terminal.
Renovasi terminal ini pun dinilai Robert
jauh dari kata efektif untuk operasi terminal. "Jalur parkir kurang dan
sempit tapi kelebaran gedung jadi tidak efektif buat terminal," ujarnya.
Robert pun mengkhawatirkan bulan Ramadan
yang kian dekat, karena biasanya akan ada pasar tumpah di sekitar terminal.
Tentu hal ini juga memberi dampak bagi kemacetan yang akan kian parah.
Saat dikonfirmasi apakah bangunan Suku
Dinas Perhubungan Jakarta Timur yang selama ini menjadi penghalang akan
dihancurkan untuk kelancaran masuknya bus, Robert mengatakan bahwa hal itu
sulit untuk dilakukan.
"Bangunan itu juga baru 3 bulan
direnovasi sebelum terminal direnovasi pada Agustus 2014," ujarnya. Dengan
selisih waktu pasca renovasi dengan rencana pembongkaran tentunya ini akan
menjadi proyek sia-sia atau anggaran yang sia-sia.
Robert mengaku permasalah di Terminal
Rawamangun ini diketahui oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok, saat dirinya melewati depan terminal dan menemui ada bus Damri masih
berada di luar terminal dan hendak parkir.
"Pak Ahok belum sempat masuk ke
dalam terminal, hanya waktu itu lewat depan saja lalu melihat ada Bus Damri di
luar,” ujar Robert. Beberapa bus besar seperti Damri, APTB, dan AKAP puun
akhirnya mulai sejak saat itu dipaksakan untuk masuk terminal dengan cara
parkir mundur. (Dedy Priatmojo, Feri Simanungkalit)
SUMBER: VIVA.co.id
+ komentar + 1 komentar
Grand Casino Hotel - Mapyro
Find Grand Casino Hotel (State) from 12:00 a.m. 나주 출장마사지 to 경상남도 출장마사지 2:30 p.m.. Find 구리 출장마사지 your way around the casino, 포항 출장샵 learn where everything is 포항 출장안마 located and
Posting Komentar