Museum Pendidikan Nasional UPI Pamerkan Pensil Kuno



Pensil tahun 1980 itu didapat dari tukang barang bekas.
Bandung- Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, memamerkan berbagai macam koleksi berusia tua seperti pensil, buku dan raport yang berasal dari tahun 1980-an.

"Jadi ada pensil, buku pelajaran dan raport dari zaman kolonial kita punya, tertua ada yang dari tahun 1980. Itu menjelang abad 20-an," kata Ketua Pengembangan Museum Pendidikan Nasional UPI Bandung Erlina Wiyanarti di Bandung, Sabtu (2/5/2015).

Menurut dia, salah satu cara untuk mendapatkan berbagai koleksi antik yang berhubungan dengan dunia pendidikan di Indonesia ialah dengan mencarinya di tempat yang menjual koleksi benda-benda antik atau tua bahkan hingga ke tukang buku bekas.

"Memang betul, seperti pensil yang berasal dari tahun 1980 ini kita dapatkan dari tukang rongsokan (barang bekas). Istilahnya saya sampai harus mencarinya di tukang buku bekas yang menggelar dagangannya di pinggir jalan," kata Erlina.

Walaupun ada yang didapatkan dari tukang barang bekas, ia memastikan semua koleksi yang ditampilkan di Museum Pendidikan Nasional UPI asli dan memiliki nilai sejarah.

"Tentu kami harus punya rujukan, UU cagar budaya, kita tidak boleh sembarangan menerima itu. Kemudian kami juga punya tim penilai koleksi yang didatangkan dari Disparbud Jabar, Museum Sri Baduga dan lembaga arkeologi, jadi tidak sembarangan kita taruh," jelas Erlina.

Secara keseluruhan, lanjutnya, jumlah koleksi yang ditampilkan di museum yang dibangun sejak 2013 ini mencapai sekitar 200 koleksi.

"Untuk saat ini total koleksi yang kita miliki ada 200-an, tapi jumlah ini dipastikan akan terus bertambah seiring dengan pengembangan yang kami lakukan," terang Erlina.

Lebih lanjut ia mengatakan, setiap lantai menampilkan riwayat pendidikan dari zaman ke zaman yakni mulai dari zaman pendidikan masa pra sejarah atau klasik hingga saat ini.

"Di lantai pertama di samping lobi itu, ada ruang multimedia, ruang informasi, kemudian pendidikan masa pra sejarah atau klasik, kemudian berbasis agama dan masa kolonial," jelas Erlina.

Di lantai satu ini juga ditampilkan diorama yang menyajikan sistem pendidikan zaman pra sejarah meliputi perkembangan sosial budaya saat itu.

Kemudian di lantai dua museum, pengunjung akan disajikan tentang riwayat pendidikan dimasa pergerakan nasional, awal kemerdekaan hingga reformasi dan ada display bangunan sekolah dan pembelajaran di kelas.

"Kemudian di lantai tiga sejarah guru dan di lantai tentang empat sejarah UPI," imbuh Erlina.

Ia menuturkan museum yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan tersebut rencananya akan dibuka untuk umum pada Oktober 2015 mendatang.

"Ini kan belum lengkap dan nanti mungkin ada semacam tiket. Itu nantinya akan digunakan untuk biaya perawatan museum. Tapi harganya saya belum tahu berapa," kata dia. (Antara)


Suara.com - Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, memamerkan berbagai macam koleksi berusia tua seperti pensil, buku dan raport yang berasal dari tahun 1980-an.

"Jadi ada pensil, buku pelajaran dan raport dari zaman kolonial kita punya, tertua ada yang dari tahun 1980. Itu menjelang abad 20-an," kata Ketua Pengembangan Museum Pendidikan Nasional UPI Bandung Erlina Wiyanarti di Bandung, Sabtu (2/5/2015).

Menurut dia, salah satu cara untuk mendapatkan berbagai koleksi antik yang berhubungan dengan dunia pendidikan di Indonesia ialah dengan mencarinya di tempat yang menjual koleksi benda-benda antik atau tua bahkan hingga ke tukang buku bekas.

"Memang betul, seperti pensil yang berasal dari tahun 1980 ini kita dapatkan dari tukang rongsokan (barang bekas). Istilahnya saya sampai harus mencarinya di tukang buku bekas yang menggelar dagangannya di pinggir jalan," kata Erlina.

Walaupun ada yang didapatkan dari tukang barang bekas, ia memastikan semua koleksi yang ditampilkan di Museum Pendidikan Nasional UPI asli dan memiliki nilai sejarah.

"Tentu kami harus punya rujukan, UU cagar budaya, kita tidak boleh sembarangan menerima itu. Kemudian kami juga punya tim penilai koleksi yang didatangkan dari Disparbud Jabar, Museum Sri Baduga dan lembaga arkeologi, jadi tidak sembarangan kita taruh," jelas Erlina.

Secara keseluruhan, lanjutnya, jumlah koleksi yang ditampilkan di museum yang dibangun sejak 2013 ini mencapai sekitar 200 koleksi.

"Untuk saat ini total koleksi yang kita miliki ada 200-an, tapi jumlah ini dipastikan akan terus bertambah seiring dengan pengembangan yang kami lakukan," terang Erlina.

Lebih lanjut ia mengatakan, setiap lantai menampilkan riwayat pendidikan dari zaman ke zaman yakni mulai dari zaman pendidikan masa pra sejarah atau klasik hingga saat ini.

"Di lantai pertama di samping lobi itu, ada ruang multimedia, ruang informasi, kemudian pendidikan masa pra sejarah atau klasik, kemudian berbasis agama dan masa kolonial," jelas Erlina.

Di lantai satu ini juga ditampilkan diorama yang menyajikan sistem pendidikan zaman pra sejarah meliputi perkembangan sosial budaya saat itu.

Kemudian di lantai dua museum, pengunjung akan disajikan tentang riwayat pendidikan dimasa pergerakan nasional, awal kemerdekaan hingga reformasi dan ada display bangunan sekolah dan pembelajaran di kelas.

"Kemudian di lantai tiga sejarah guru dan di lantai tentang empat sejarah UPI," imbuh Erlina.

Ia menuturkan museum yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan tersebut rencananya akan dibuka untuk umum pada Oktober 2015 mendatang.

"Ini kan belum lengkap dan nanti mungkin ada semacam tiket. Itu nantinya akan digunakan untuk biaya perawatan museum. Tapi harganya saya belum tahu berapa," kata dia. (Antara)


 - Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, memamerkan berbagai macam koleksi berusia tua seperti pensil, buku dan raport yang berasal dari tahun 1980-an.

"Jadi ada pensil, buku pelajaran dan raport dari zaman kolonial kita punya, tertua ada yang dari tahun 1980. Itu menjelang abad 20-an," kata Ketua Pengembangan Museum Pendidikan Nasional UPI Bandung Erlina Wiyanarti di Bandung, Sabtu (2/5/2015).

Menurut dia, salah satu cara untuk mendapatkan berbagai koleksi antik yang berhubungan dengan dunia pendidikan di Indonesia ialah dengan mencarinya di tempat yang menjual koleksi benda-benda antik atau tua bahkan hingga ke tukang buku bekas.

"Memang betul, seperti pensil yang berasal dari tahun 1980 ini kita dapatkan dari tukang rongsokan (barang bekas). Istilahnya saya sampai harus mencarinya di tukang buku bekas yang menggelar dagangannya di pinggir jalan," kata Erlina.

Walaupun ada yang didapatkan dari tukang barang bekas, ia memastikan semua koleksi yang ditampilkan di Museum Pendidikan Nasional UPI asli dan memiliki nilai sejarah.

"Tentu kami harus punya rujukan, UU cagar budaya, kita tidak boleh sembarangan menerima itu. Kemudian kami juga punya tim penilai koleksi yang didatangkan dari Disparbud Jabar, Museum Sri Baduga dan lembaga arkeologi, jadi tidak sembarangan kita taruh," jelas Erlina.

Secara keseluruhan, lanjutnya, jumlah koleksi yang ditampilkan di museum yang dibangun sejak 2013 ini mencapai sekitar 200 koleksi.

"Untuk saat ini total koleksi yang kita miliki ada 200-an, tapi jumlah ini dipastikan akan terus bertambah seiring dengan pengembangan yang kami lakukan," terang Erlina.

Lebih lanjut ia mengatakan, setiap lantai menampilkan riwayat pendidikan dari zaman ke zaman yakni mulai dari zaman pendidikan masa pra sejarah atau klasik hingga saat ini.

"Di lantai pertama di samping lobi itu, ada ruang multimedia, ruang informasi, kemudian pendidikan masa pra sejarah atau klasik, kemudian berbasis agama dan masa kolonial," jelas Erlina.

Di lantai satu ini juga ditampilkan diorama yang menyajikan sistem pendidikan zaman pra sejarah meliputi perkembangan sosial budaya saat itu.

Kemudian di lantai dua museum, pengunjung akan disajikan tentang riwayat pendidikan dimasa pergerakan nasional, awal kemerdekaan hingga reformasi dan ada display bangunan sekolah dan pembelajaran di kelas.

"Kemudian di lantai tiga sejarah guru dan di lantai tentang empat sejarah UPI," imbuh Erlina.

Ia menuturkan museum yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan tersebut rencananya akan dibuka untuk umum pada Oktober 2015 mendatang.


"Ini kan belum lengkap dan nanti mungkin ada semacam tiket. Itu nantinya akan digunakan untuk biaya perawatan museum. Tapi harganya saya belum tahu berapa," kata dia.( Ririn Indriani)    (Antara)
Bagikan berita :

Posting Komentar

 
Supported by : Creating Website | MENOREH . Net - Media Partner
Copyright © 2013. Gading - All Rights Reserved
Created by News BUANA.Com
KONTAK REDAKSI