Sebenarnya, dalam bahasa Arab, takjil
artinya ‘menyegerakan untuk berbuka’. Istilah ini diambil dari tradisi
Rasulullah, yang menganjurkan segera berbuka dengan kurma atau air putih pada
saat berpuasa.
Namun, sekarang orang cenderung
membatalkan puasa dengan menyantap aneka es atau hidangan sarat gula, dalam
porsi besar pula! Akhirnya, manfaat berpuasa yang seharusnya bisa menstabilkan
gula darah, tidak tercapai. Sebaliknya, bobot tubuh justru makin melonjak!
Cobalah memperhatikan tubuh Anda selama
bulan puasa. Apakah setiap mendekati pukul empat sore tubuh menjadi lemas,
kepala terasa nyeri, dan sulit berkonsentrasi? Jika ya, reaksi ini muncul
akibat cadangan glukosa penghasil energi di dalam tubuh sudah mulai menurun.
Cadangan glukosa dalam tubuh ini secara
otomatis akan habis dalam waktu 10 jam. Padahal, lama berpuasa adalah 14 jam.
Dari sinilah muncul anjuran untuk berbuka dengan makanan yang manis. Tujuannya
tak lain untuk mengganti dengan cepat glukosa darah yang telah turun, dan
menjadikan tubuh segar kembali.
Masalahnya, makanan dan minuman yang
disantap saat berbuka puasa lebih sering menggunakan gula murni atau
karbohidrat sederhana, seperti donat bersalut tepung gula, atau manisan
kolang-kaling. Padahal, penganan ini justru akan membuat kita cepat lapar dan
ketagihan menyantap yang manis-manis. Inilah yang membuat kadar gula darah
melonjak tajam, dan akhirnya berat badan pun naik.
Ingat, makanan yang manis hanya
berfungsi untuk mengganti kadar gula dalam tubuh. Jadi, jangan mengonsumsinya
berlebihan. Untuk menu sehari, cukup sekitar 25 g – 30 g (2,5 – 3 sendok
makan). Jika takjilnya sudah mengandung banyak gula, jangan dibarengi dengan
mengonsumsi sirop atau teh manis.
Sebaiknya, pilih hidangan takjil yang
mengandung karbohidrat kompleks, yang bisa diubah menjadi energi. Dengan
begitu, Anda tidak akan cepat lapar dan energi bisa tersedia lebih lama dalam
tubuh. Ubi, singkong, atau oatmeal, bisa menjadi pilihan takjil yang baik.
Kalau perlu, ganti gula Anda dengan madu. Selain kandungan kalori yang lebih
rendah, madu juga lebih mudah dicerna dan menyediakan lebih banyak energi bagi
tubuh. (f)
Posting Komentar